BAB
II
KOMPENSASI
DAN BALAS JASA
A.
KOMPENSASI
1.
Pengertian kompensasi
Kompensasi
merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi mereka
pada perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi
MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual
sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi menjadi
alasan utama mengapa kebanyakan orang mencari pekerjaan.
Kompensasi
financial terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi
langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk upah, gaji, bonus, atau
komisi. Kompensasi tidak langsung, atau benefit, terdiri dari semua pembayaran
yang tidak tercakup dalam kompensasi financial langsung yang meliputi liburan,
berbagai macam asuransi, jasa seperrti perawatan anak atau kepedulian keagamaan,
dan sebagainya. Penghargaan nonfinansial seperti pujian, menghargai diri
sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan,
produktivitas, dan kepuasan.
Jika dikelola
dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan
memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa
kompensasi yang cukup, karyawan akan sangat mungkin untuk meninggalkan
perusahaan dan untuk melakukan
penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidak puasan dalam pembayaran
yang dirasa kurang akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan,
penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis,
seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran, dan perputaran karyawan, yang pada
gilirannya akan menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang semakin parah.
Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan perusahaan
dan individual berkurang daya kompetisinya dan menimbulkan kegelisahan,
perasaan bersalah, dan suasana yang tidak nyaman di kalangan karyawan.
2.
Tujuan manajemen kompensasi
Secara umum
tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mecapai tujuan
keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan
eksternal. Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan akan
dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar
kerja. Kadang-kadang tujuan ini bisa menimbulkan konflik satu sama lainnya, dan
trade-offs harus terjadi. Misalnya
untuk mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, hasil analisis upah dan
gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sama. Akan tetapi, perekrut pekerja mungkin menginginkan untuk menawarkan
upah tidak seperti biasanya, yaitu upah yang tinggi untuk menarik pekerja yang
berkualitas. Maka, terjadilah trade-offs antara
tujuan rekrutmen dan konsistensi tujuan dari manajemen kompensasi. Tujuan
manajemen kompensasi efektif, meliputi:
a.
Memperoleh
SDM yang Berkualitas
Tingkat pembayaran harus responsif
terhadap permintaan dan penawaran pasar kerja karena para pengusaha
berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.
b.
Mempertahankan
Karyawan yang Ada
Para karyawan dapat keluar jika
besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran
karyawan yang semakin tinggi.
c.
Menjamin
Keadilan
Keadilan internal mensyaratkan bahwa
pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran
yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan
yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.
d.
Penghargaan
Terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat
perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan
perilaku di masa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja,
ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.
e.
Mengendalikan
Biaya
Tanpa manajemen kompensasi efektif,
bisa jadi pekerja dibayar di bawah atau di atas standar.
f.
Mengikuti
Aturan Hukum
Mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan
menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
g.
Memfasilitasi
Pengertian
Dengan mudah dipahami oleh spesialis
SDM, manajer operasi, dan para karyawan.
h.
Meningkatkan
Efisiensi Administrasi
Hendaknya dirancang untuk dapat
dikelola dengan efisien, membuat system informasi SDM optimal.
B. UPAH
1. Pengertian Upah
Upah didefinisikan
sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas
jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi, upah merupakan timbalan finansial
langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang
yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti
gaji yang jumlahnya relative tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Konsep
upah biasanya dihubungkan dengan proses pembayaran bagi tenaga kerja lepas.
2. Penggolongan Upah
a.
Upah
Sistem Waktu
Dalam system waktu, besarnya upah
ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan.
Besarnya upah system waktu hanya didaasarkan kepada lamanya bekerja bukan
dikaitkan dengan prestasi kerjanya.
b.
Upah
Sistem Hasil ( output)
Dalam system hasil, besarnya upah
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti perpotong,
meter, liter, dan kilogram.
c.
Upah
Sistem Borongan
System borongan adalah suatu cara
pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan lama mengerjakannya. Penetapan besarnya balas
jasa berdasarkan system borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta banyak
alat yang diperlukannya untuk menyelesaikannya.
3.
Proses Penentuan Upah
Salah
satu aspek yang paling penting dalam menentukan upah adalah jumlah upah yang
diterima karyawan harus memiliki internal equity dan external equity. Internal
equity adalah jumlah yang diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang
diberikan dibandingkan dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan. External
equity adalah jumlah yang diterima dipersepsi sesuai dengan jumlah yang
diterima dibandingkan dengan yang diterima dalam pekerjaan yang sejenis di luar
organisasi. Oleh karena itu,untuk mengusahakan
adanya equity, penentuan upah oleh perusahaan ditempuh dengan :
a.
Analisis
Jabatan/Tugas
Analisis jabatan merupakan kegiatan
untuk mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan, dan persyaratan
yang diperlukan dalam melaksanakan suatu tugas, sehingga dapay menjelaskan
uraian tugas, spesifikasi tugas, dan standar pekerja.
b.
Evaluasi
Jabatan/Tugas
Evaluasi jabatan adalah proses
sistematis untuk menentukan nilai relative dari suatu pekerjaan dibandingkan
dengan pekerjaan lain.
c.
Survei
Upah
Survei upah merupakan kegiatan untuk
mengetahui tigkat upah yang berlaku secara umum dalam perusahaan-perusahaan
sejenis yang mempunyai usaha atau jabatan yang sama.
d.
Penentuan
Tingkat Upah
Penentuan upah didasarkan pada hasil evaluasi jabatan yang
di combain dengan survey upah. Yang penting dalam penentuan upah, adalah
diupayakan memenuhi tingkat upah minimum yang ditetapkan oleh upah.
C.
GAJI
1. Pengertian
Gaji
Gaji adalah
balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.
Tujuan Pemberian Upah dan Gaji
a. ikatan kerjasama
dengan
pemberian upah dan gaji terjalinlah ikatan kerjasama formal antara
pemilik/pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya
dengan baik, sedangkan pemilik /pengusaha wajib membayar upah dan gaji sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
b. kepuasan kerja
dengan gaji dan upah, karyawan akan
dapat memenuhi kebutuhan fisik, status social, dan egoistiknya sehingga
memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
c.pengadaan efektif
Jika program upah dan gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d.Motivasi
Jika upah gdan gaji yang diberikan
cukup besar, menajer akan mudah memotivasi para karyawannya.
e.Stabilitas Karyawan
Dengan program upah dan gaji atas
prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentitif maka
stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relative kecil.
f.Disiplin
Dengan gaji dan upah yang cukup
besar maka disiplin karyawan semakin baik. Maka akan menyadari serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku.
g.Pengaruh Serikat Buruh
Dengan upah dan gaji yang baik
pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan dapat konsentrasi pada
pekerjaan.
h.Pengaruh Asosiasi Usaha
Sejenis/Kadin
Dengan program upah dan gaji atas prinsip adil dan layak serta external
konsistensi yang kompentitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turnover relative kecil dan perpindahan ke perusahaan sejenis dapat
dihindarkan.
i.Pengaruh pemerintah
Jika program upah dan gaji sesuai
degan undang-undang perburuhan yang berlaku ( seperti batas upah minimum), maka
intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
3. Tahapan Utama dalam Pemberian Upah dan gaji
Prinsip adil
dan layak harus mendapatkan perhatian dengan sebaik-baiknya supaya upah dan
gaji yang diberikan merangsang gairah
dan kepuasan kerja karyawan.
a.
Asas
Adil
Besarnya upah dan gaji yang
dibayarkan kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja,
jenis pekerjaan, reesiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan
memenuhhi pesyaratan internal konsistensi.
b.
Asas
Layak dan wajar
Upah dan gaji yang diterima karyawan
dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normative yang ideal.
D. INSENTIF DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
1.
Pengertian Insentif
Insentif
diartikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan kinerja dan
gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bgi karyawan akibat peningkatan
produktifitas atau penghematan biaya. Sistem ini merupakan bentuk lain dari
kompensasi langsung diluar gaji dan upah yang merupakan kompensasi tetap , yang
disebut system kompensasi berdasarkan kinerja (pay for performance plan).
2.
Tujuan Insentif
Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan
dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan,
bagi perusahaan , insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktifitas
dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana
produktivitas menjadi satu hal yang
sangat penting.
3.
Program Insentif
Sistem
insentif ada pada hampir setiap jenis pekerjaan dari tenaga kerja manual sampai
professional secara umum dibahas sebagai
berikut :
·
Piecework
Insentif yang
diberikan berdasarkan jumlah output atau barang yang dihasilkan pekerja. Sistem
ini bersifat individual, standarnya output per-unit, kelihatan cocok digunakan
untuk pekerjaan yang output-nya sangat jelas dan dapat dengan mudah diukur dan
umumnya terdapat level yang sangat operasional dalam organisasi.
·
Production Bonus
Tambahan upah
yang diterima karena hasil kerja melebihi standar yang ditentukan, dimana
karyawan juga mendapatkan upah pokok. Bonus juga dapat dikarenakan pekerja
menghemat waktu penyelesian pekerjaan. Pada umumnya bonus dihitung berdasarkan
tingkat tarif tertentu untuk masing-masing unit produksi.
·
Commission
Insentif yang
diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. Sistem ini biasanya digunakan untuk tenaga
penjual atau wiranaga. Sistem ini bersifat individual, standarnya adalah hasil
penjualan yang dapat diukur dengan jelas.
·
Maturity Curve
gaji dapat
dikelompokkan dalam suatu kisaran dari minimal sampai maksimal.ketika seseorang
(biasanya karyawan ahli atau professional) sudah mencapai tingkat gaji
maksimal, untuk mendorong karyawan terus berprestasi, organisasi mengembangkan
apa yang disebut dengan mature curve atau kurva kematangan yang merupakan kurva
yang menujukkan jumlah tambahan gaji yang dapat dicapai sesuai dengan prestasi
kerja dan masa kerja sehingga mereka diharapkan terus meningkatkan prestasi.
·
Merit pay
Penerimaan kenaikan upah terjadi setelah suatu penilaian prestasi.
Kenaikan ini diputuskan oleh penyelia karyawan, sering juga bersama atasan.
Tetapi nilai kenaikan jarang ditentukan secara baku, karena kenaikan tersebut
terjadi berdasarkan sasaran manajemen (SM).
·
Pay-for-Knowledge/Pay-for-Skill Compensation.
Pemberian
insentif yang didasarkan bukan pada apa yang dikerjakan oleh karyawan akan
menghasilkan produk nyata,tetapi pada apa yang dapat dilakukan untuk organisasi
melalui pengetahuan yang diperoleh, yang di asumsikan mempunyai pengaruh besar
dan penting bagi organisasi.
·
Nonmonetary
Incentive
Insentif
umumnya berupa uang, tetapi insentif dapat pula dalam bentuk lain. Sebagai
contoh dalam bentuk materi baru (seperti gantungan kunci hingga topi),
sertifikat , liburan,dll. Hal ini dapat berarti sebagai pendorong untuk
meningkatkan pencapaian usaha seseorang. Adapula insentif diberikan dalam
bentuk usaha perubahan seperti rotasi kerja, perluasan jabatan dan pengubahan
gaya.
·
Insentif Eksekutif
Bonus yang
dberikan kepada para manajer atau eksekutif atas peran yang mereka berikan
untuk menetapkan dan mencapai tingkat keuntungan tertentu bagi organisasi.
Insentif ini
bisa dalam bentuk bonus tahunan yang
biasa disebut bonus jangka pendek atau
kesempatan pemilikan perusahaan melalui pembelian saham perusahaan dengan harga
tertentu yang biasanya disebut dengan bonus jangka panjang.
4.
penggolongan Insentif
a.
Insentif
Individu
Program ini
bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu
yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Insentif ini bias berupa upah
per-output (misalnya menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalnya
menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih dahulu
ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang dihasilkan.
b.
Insentif
Kelompok
Pembayaran
dengan menggunakan insentif individu seringkali sukar untuk dilakukan karena
untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerja sama atau ketergantungan dari
seseorang dengan orang lain. Oleh sebab itu, insentif akan diberikan kepada
kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi standar yang telah
ditetapkan.
5.
Sistem Pemberian Insentif
Jika
organisasi mau mencapai inisiatif strategis mereka, maka pembayaran perlu
dihubungkan dengan kinerja sedemikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti
tujuan karyawan dan tujuan organisasi.
§ Bonus tahunan
Banyak
perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan berdasarkan jasa dengan
pemberian bonus kinerja tahunan, setengah tahunan atau triwulan. Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan
sekali dalam setahun. Bonus ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
peningkatan gaji. Pertama, bonus
meningkatkan arti pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah yang
lebih besar. Kedua, bonus memksimalkan hubungan antara bayaran dan
kinerja. Tidak seperti peningkatan gaji
bonus ini harus diberikan secara terus-menerus dengan kinerja diatas rata-rata
dari tahun ke tahun.
§ Insentif Langsung
Imbalan atas
kinerja yang kadang-kadang disebut bonus kilat ini dirancang untuk mengakui
konstribusi luar biasa karyawan. Seringkali penghargaan itu berupa
sertifikat,plakat ,uang tunai,obigasi tabungan, atau karangan bunga.
§ Insentif Individu
Insentif
individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling popular. Dalam
jenis program ini, standar kinerja individu ditetapkan dan dikomunikasikan
sebelumnya dan penghargaan didasarkan pada output individu.
§ Insentif Tim
Sasaran kinerja
disesuaikan secara spesifik dengan apa yang perlu dilaksanakan tim kerja.
Secara strategis, insentif tim menghubungkan tujuan individu dengan tujuan
kelompok kerja (biasanya sepuluh orang atau kurang), yang pada gilirannya
biasanya dihubungkan dengan tujuan-tujuan finansial.
§ Pembagian Keuntungan
Program ini
terbagi dalam tiga kategori. Pertama,
program distribusi sekarang menyediakan persentase untuk dibagikan tiap
triwulan atau tiap tahun kepada karyawan. Kedua,
program distribusi yang ditangguhkan menempatkan penghasilan dalam suatu dana
titipan untuk pension, pemberhentian, kematian, atau cacat. Ketiga, program gabungan sekitar 20
persen perusahaan dengan program pembagian keuntungan mempunyai program
gabungan.
§ Bagi Hasil (gainsharing)
Program ini
dilandasi oleh asumsi adanya kemungkinan mengurangi biaya dengan menghilangkan
bahan-bahan dan buruh yang mubazir , dengan mengembangkan produk atau jasa yang
baru atau yang lebih bagus, atau bekerja lebih cerdas.
BAB
III
KESIMPULAN
Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM
yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai
pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi menjadi alasan
utama mengapa kebanyakan orang mencari pekerjaan
Beberapa bentuk kompensasi yang diberikan perusahaan kepada para
karyawan sebagai balas jasa dapat berupa upah, gaji dan insentif
DAFTAR PUSTAKA
Rifai,
Veithzal. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik”. 2009. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar